Puasa ibu menyusui Saat bulan Ramadhan, Apakah Assi berkurang?






Pengertian puasa Ramadhan 

puasa secara bahasa artinya adalah menahan diri, sedangkan secara istilah artinya beribadah kepada Allah SWT dengan menahan diri dari makan, minum, perbuatan buruk, dan pembatal puasa lainnya, dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Puasa dalam agama Islam merupakan salah satu ibadah wajib yang telah di contohkan oleh Rosuluallah SAW sebagai bentuk ketaatan umat muslim dalam menjalankan perintah Allah, puasa yang dilakukan pada bulan suci Ramadhan biasanya berjumlah 29 hingga 30 hari.

Puasa di bulan Ramadhan dapat menghapus kesalahan atau dosa yang telah diperbuat oleh umat muslim asalkan dilakukan dengan iman dan benar-benar mengharapkan pahala dan ridha dari Allah SWT. 

Ramadhan adalah bulan dalam kalender Islam yang termasuk puasa wajib. Menurut hukum Islam, seorang wanita menyusui dibebaskan dari puasa jika ada ketakutan bahwa puasa dapat membahayakan kesehatan bayi atau dirinya sendiri.


Apakah puasa itu wajib atau tidak?

Puasa selama Ramadhan dapat memiliki konsekuensi kesehatan bagi ibu menyusui dan bayinya. Usia anak harus menjadi pertimbangan utama saat memutuskan apakah akan berpuasa selama Ramadhan untuk ibu menyusui.

Busui memang diperbolehkan untuk berpuasa, termasuk di bulan Ramadhan, tetapi ada beberapa hal yang perlu Busui pertimbangkan secara matang. Salah satunya adalah jika Busui masih menyusui bayi berusia kurang dari 6 bulan.

Pasalnya, bayi berusia kurang dari 6 bulan hanya diberi ASI eksklusif. Ia pun memiliki frekuensi menyusu yang lebih sering daripada bayi berusia 1 tahun yang sudah mendapatkan makanan pendamping ASI.

Jika Busui merasa kelelahan atau merasa tidak enak badan ketika berpuasa, Busui dianjurkan untuk tidak berpuasa untuk sementara waktu agar tidak memengaruhi produksi ASI.


bulan ke atas


Dalam kasus seperti itu, ibu menyusui mungkin lebih mudah menggabungkan puasa dan menyusui karena berkurangnya frekuensi menyusui. Keputusan berpuasa di bulan Ramadhan saat menyusui merupakan keputusan pribadi ibu menyusui, namun pada saat yang sama penting bagi ibu untuk menyadari semua kemungkinan dampak puasa terhadap menyusui. Penting bagi ibu menyusui yang memutuskan berpuasa untuk dapat mengidentifikasi gejala yang mengharuskan berhenti berpuasa dan merujuk ke profesional.



Bagaimana puasa mempengaruhi bayi?

Dokter spesialis anak Bamed dr. Melisa Lilisari, Sp.A, MKes mengatakan, ibu menyusui tetap dapat berpuasa, dengan catatan, makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka harus memenuhi kecukupan nutrisi dan kebutuhan cairan, agar ibu tidak mengalami dehidrasi.





“Bagi ibu menyusui yang bayinya berusia di bawah 6 bulan, keputusan untuk berpuasa sebaiknya dilakukan dengan konsultasi pada dokter terlebih dahulu,” ujar Melisa seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (2/4/2022).

Hal tersebut dikarenakan, bayi yang berusia hingga 6 bulan hanya mengonsumsi ASI, berbeda dengan bayi yang lebih besar yang telah mendapatkan MPASI.

Melisa menambahkan, produksi ASI tidak akan terganggu saat ibu menyusui berpuasa, selama bayinya tetap menyusu. Karena, adanya rangsangan dari bayi melalui proses menghisap payudara saat menyusui dan tubuh ibu juga akan menyesuaikan saat berpuasa.

Tubuh memiliki proses adaptasi dengan mengambil sumber cadangan lemak tubuh.

Kandungan nutrisi mikronutrien pada ASI seperti kalium, magnesium, dan seng, bisa saja mengalami sedikit perubahan, namun tidak dengan nutrisi makronutrien (karbohidrat, protein lemak).

Hal ini tidak terlalu signifikan, bisa teratasi saat ibu sudah dapat makan kembali, baik ketika berbuka dan sahur.

“Selama bayi tetap disusui sesuai keinginannya, bayi tetap mendapatkan nutrisi yang cukup sebagaimana biasanya," kata Melisa.

Ibu menyusui dapat melanjurkan berpuasa bila bayi tidak lemas, tetap terlihat aktif seperti biasa, tidak ada keluhan buang air kecil menjadi jarang dan berwarna kepekatan,” imbuhnya.

Bagaimana puasa memengaruhi ibu menyusui?


Jika seorang wanita menyusui memilih untuk berpuasa selama Ramadhan, dia harus makan dan minum dengan baik antara matahari terbenam dan fajar untuk mencegah dehidrasi dan mengisi kembali nutrisi dalam tubuh. Dan jika ibu menyusui menderita sakit kepala, pusing, mulut kering, bibir atau mata, atau pemberitahuan bahwa urin berwarna gelap - ini mungkin mengindikasikan kemungkinan dehidrasi dan oleh karena itu ia harus segera berkonsultasi dengan dokter.


Puasa sebagian


Puasa parsial mungkin merupakan pilihan yang tepat untuk beberapa ibu menyusui yang ingin berpuasa meskipun khawatir tentang kemungkinan efek puasa pada menyusui.


Rekomendasi nutrisi untuk ibu menyusui saat berpuasa


Diet Mediterania terutama bergantung pada buah-buahan dan sayuran segar, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, minyak zaitun, dan beberapa produk susu tanpa pemanis, bahan-bahan yang membantu ibu menyusui melewati puasa selama Ramadhan. Cairan pada umumnya penting untuk menyusui dan mengimbangi Anda selama berjam-jam berpuasa di siang hari.


Biasanya di bulan ramadhan kita banyak minum minuman manis terutama yang berkarbonasi, kami anjurkan untuk membatasinya sebisa mungkin , agar tidak mengandung manfaat apapun untuk anda dan anak anda dan hanya memberi anda kalori kosong, yang membuatnya sulit bagi Anda untuk menurunkan berat badan juga